Kamis, 18 November 2010

Tugas Bahasa Indonesia 2

Matematika, Bukan Menghafal Rumus
Thursday, 04 November 2010
Harian Seputar Indonesia 

SELAMA ini matematika masih dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan bagi para siswa. Praktis nilai pelajar Indonesia di bidang matematika secara keseluruhan pun ( Pun nya dihilangkan ) kurang membanggakan. 
Padahal, jika ditelusuri, Indonesia memiliki jam pelajaran yang lebih banyak ketimbang (di bandingkan dengan ) negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Lantas apa ( apakah ) yang menjadi penyebabnya? Menurut Konsultan Institute for Education Reform Universitas Paramadina Ahmad Thoha Faz ST, masalah ini berkaitan dengan cara penyampaian materi oleh para guru di sekolah yang dinilai kurang efektif. Menurut dia, guru mengajar secara “egois”, yakni mengajar tanpa mengetahui apa yang sebenarnya ada di pikiran siswa. 
Ibarat dokter yang langsung memberikan terapi tanpa memberitahukan hasil diagnosis. “Padahal, pelajaran apa pun harus dikaitkan dengan cara berpikir siswa dan bukan muncul ( munculnya di hilangkan ) dengan konsep abstrak, namun konkret. Sebenarnya inilah tujuan pelajaran matematika,” kata alumnus Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) ini. Maka, sering kali siswa hanya disuruh menghafal rumus oleh guru ketimbang ( dari pada ) mengajak siswa menggunakan nalarnya untuk berpikir. 
“Jadi, pekerjaan mereka (siswa) menghafal berbagai rumus, dan besoknya lupa atau bingung rumus tersebut untuk aplikasi soal yang mana ( sama ) . Itu karena mereka hanya menghafal, bukan memahami,” kata Ir Helena Margaretha, Head Of Mathematics Department Universitas Pelita Harapan. Adapun pendiri Klinik Pendidikan MIPA Ir Ridwan Hasan Saputra MSi melihat kebanyakan metode pengajaran yang diterapkan guru hanya transfer ( memberikan )  ilmu pengetahuan semata. 
Tanpa ada penjelasan lebih lanjut mengenai kegunaan ilmu tersebut dan aplikasinya yang bersinggungan dalam kehidupan. Kegiatan siswa di sekolah hanya menyimak pengajaran yang diberikan dan mencatat. Guru juga sangat jarang memberikan tugas kepada siswa, terutama di sekolah negeri. 
“Seharusnya, guru memberikan penjelasan lewat studi kasus yang mungkin bisa dihubungkan dengan aktivitas sehari-hari siswa. Jadi, siswa pun merasa lebih dekat dengan materi yang disampaikan,” tutur Ridwan. (sri noviarni) 

Kesimpulan :

Mempelajari pelajaran Matematika tidak lah perlu di hafal rumsnya , tapi harus di pahami dan di resapi … jika kita menghafal rumusnya saja tetapi tidak memahami cara kerjanya … kita tidak akan bisa mengerjakan soal matemaika tersebut . Intinya Matematika itu Perlu di Pahami dan di resapi di perlajari ber-ulang kali dengan cara latihan soal dari sumber buku lainnya dan Tidak untuk di hafal rumusnya . 

Koran Seputar Indonesia
Pada Koran ini ada beberapa kosa kata yang menggunakan bahasa keseharian agar menarik para pembaca , tetapi jika kita mengacu pada penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar berdasarkan EYD  hal tersebut kurang baik.


                                                               *** ______***


Tewas Usai Sembelih Hewan Kurban

Rabu, 17 November 2010 - 21:36 WIB
Harian Pos Kota

DEPOK (Pos Kota) – Antrean ( antrian ) pembagian daging kurban di Polres Depok, Rabu (17/11) diwarnai desak-desakan. Sejumlah wanita dan anak-anak menjerit akibat tergencet di antara ratusan orang yang berebut ingin mendapatkan kupon daging. Suasana hiruk pikuk bertambah kacau ketika anak-anak berteriak sambil menangis. Petugas pun turun tangan.
Ida, 46, terpaksa ditarik petugas setelah anak perempuannya yang berusia 5 tahun tampak lemas tergencet antrean. ( antrian ) “Sampai susah nafas,” ( hingga sesak nafas )  katanya usai keluar dari barisan. “Tiga kali antre, saya nggak ( tidak ) pernah dapat  ( mendapat ) kupon.” Wanita ini akhirnya pulang dengan rasa kecewa lantaran gagal membawa daging kurban yang diharapkannya.
Menurut Kabag Sumber Daya Manusia  Polresta Depok, Kompol Sri Haryanti, sebayak 700 kupon dibagi menjadi dua bagian. “Ada 450 kupun ( kupon ) yang dibagi untuk kaum duafa sedang  ( sedangkan ) 250 lainnya diserahkan pada anggota polisi, tahanan dan pegawai golongan satu,” katanya.  ( Tegasnya )
TEWAS USIA ( usai ) SEMBELIH  ( Menyembelih )
Sementara itu, Idul Adha kali ini menjadi Lebaran Kurban terakhir bagi Yusuf, 35. Ia meninggal dunia seusai memotong sapi yang ketiga di Musala Al-Solihin, Cisalak, Sukmajaya, Depok.
Tubuh Yusuf langsung ambruk ( jatuh ) ke tanah membuat warga berteriak histeris. “Saya tidak mengira keponakan saya itu meninggal, karena sebelumnya tidak pernah sakit,” kata Hasan, paman korban. Dugaan sementara, Yusuf meninggal dunia akibat sakit. (angga/B)

Kesimpulan :
Pada Koran Harian Pos Kota ini , Terdapat kalimat-kalimat yang Rancu dan penulisanya menggunakan Bahasa keseharian , dan terkadang ada beberapa kalimat yang salah dalm penulisan katanya, sehingga saat kita membaca , bacaananya jadi kurang jelas , tapi mudah untuk di pahami karena koran ini tidak mennggunakan bahasa yang rumit atau tergolong bahasa tinggkat tinggi , biasanya koran ini sering di baca oleh para pembaca golongan ke-bawah atau menengah . 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda